USTADZAH pingsan mendengar pengakuan salah satu ibu jamaah majelis talim. Tidak lama kemudian Ustadzah siuman, terus dikasih minum oleh madunya sambil diajak istighfar.
Setelah istighfar dan tenang, akhirnya Ustadzah berkata kepada madunya, “Maafkan saya adinda… ternyata hati ini tidak sekuat batu, tapi sekarang saya sudah paham dan harus ikhlas menerimanya.”
Sambil berpelukan, Ustadzah berkata, “Kita harus menjadi istri-istri yang sholehah.”
BACA JUGA: Daster Punya Istri
Kemudian Ustadzah berdiri menggandeng madunya dan melanjutkan ceramahnya dengan mengatakan ini salah satu contoh istri-istri yang sabar lillahi ta’ala.
Sontak para jama’ah terharu, salah seorang ibu muda yang cantik menangis terseguk kemudian berdiri mengacungkan tangan.
“Ya silahkan Ibu.., apa yang mau ditanyakan…?” tanya Ustadzah.
Si ibu ini dengan air mata bercucuran berkata, “Ya ustadzah, saya tidak tahu apakah saya ini menangis sedih atau bahagia melihat Ustadzah dan madunya kompak… Saya tidak tahu apakah saya bisa kuat karena ternyata saya adalah istri ketiganya suami Ustadzah…”
Tiba-tiba gubrak Ustadzah pingsan lagi disusul madunya.
BACA JUGA: Jangan Cari Istri yang Pintar Cari Uang?
Tidak lama kemudian Ustadzah dan madunya siuman, terus dikasih minum sambil diajak istighfar.
Setelah istighfar dan tenang, akhirnya Ustadzah berkata, “Maafkan saya adinda-adinda.., ternyata hati ini tidak sekuat batu.., tapi sekarang saya sudah paham dan harus ikhlas menerimanya.”
Setelah merasa tenang dan kuat, kemudian Ustadzah berdiri menggandeng madu-madunya dan melanjutkan ceramahnya dengan mengatakan ini salah satu contoh istri-istri yang sabar lillahi ta’ala. []