YAHUDI Madinah memiliki mata-mata di kota Madinah. Mereka juga memiliki mediator dan negosiator ulung yang hidup bersama kaum Muslimin di kota Madinah. Saat terdesak atau kalah, Yahudi menggunakan tangan-tangannya. Namun bila merasa kuat, mereka mengancam dan memerangi Muslimin. Bukankah, ini pun menjadi fenomena penjajah Israel? Bila terdesak, mereka menggunakan tangan Amerika, Barat dan sekutunya sebagai mediatornya.
Setelah perang Uhud, Yahudi Bani Nadir berulah. Mereka merencanakan pembunuhan terhadap Rasulullah saw. Caranya dengan menimpakan batu besar dari atas loteng rumah saat Rasulullah saw berkunjung ke benteng Yahudi Bani Nadhir. Sebelum aksinya terlaksana, malaikat Jibril menginformasikan rencana jahat tersebut. Rasulullah saw selamat. Yahudi Bani Nadhir sudah menghianati perjanjian. Rasulullah saw memerintahkan mereka untuk meninggalkan Madinah, namun mereka melawan.
Abdullah bin Ubay, tokoh Munafikin Madinah, mengirimkan utusan. Pesannya, “Kuatkan hati kalian, bertahan dan jangan tinggalkan rumah kalian, aku mempunyai 2.000 orang yang siap bergabung bersama kalian di benteng kalian. Mereka siap mati demi membela kalian. Dari kabilah Ghathafan tentu juga akan mengulurkan bantuan pada kalian.”
Pemimpin Yahudi Bani Nadhir menjadi sangat percaya diri. Dia pun mengirimkan utusan ke Rasulullah saw. Pesannya, “Kami tidak akan keluar dari tempat tinggal kami. Berbuatlah menurut kehendakmu.” Yahudi Bani Nadhir mempunyai pasukan yang diandalkan dan tidak mudah bagi mereka untuk menyerah. Rasulullah saw segera menyiapkan pasukan dengan Ali bin Abi Thalib sebagai panglimanya.
Pertempuran pun terjadi. Yahudi Bani Nadhir dari balik benteng melancarkan serangan dengan anak panah dan batu. Kebun kurma dan ladang mereka pun cukup membantu untuk pertahanan selain bentengnya. Ternyata, Abdullah bin Ubay, kabilah Ghathafan dan Yahudi bani Quraizah tidak datang. Akhirnya Yahudi Bani Nadhir menyerah.
BACA JUGA: Jibril Selalu Mendatangi Rasulullah ﷺ untuk Melawan Kejahatan Yahudi
Di perang Bani Quraizah. Yahudi berkhianat di perang Khandaq. Jibril mengajak Rasulullah saw untuk memerangi Bani Quraizah. Rasulullah saw segera mengirimkan pasukan 3.000 orang dengan panglimanya Ali bin Abi Thalib. Rasulullah saw mengepung mereka. Mereka pun menyerah. Mereka meminta mediator kepada Rasulullah saw pasca kekalahan mereka.
Yahudi Bani Quraizah menyerahkan keputusannya kepada Rasulullah saw atas kekalahan mereka. Mereka meminta kepada Rasulullah saw untuk mengirimkan mediator dari kalangan muslimin yang dahulunya pernah menjadi sekutu mereka dengan harapan hukuman yang ringan atas penghianatan mereka. Mereka meminta Abu Lubabah dan Saad bin Muaz sebagai mediatornya. Akhirnya, laki-laki dewasa Yahudi Bani Quraizah dibunuh seluruhnya karena penghianatannya.
BACA JUGA: Memprediksi Nasib Yahudi di Palestina dari Sejarahnya Sendiri
Begitulah Yahudi. Bila merasa kuat mereka akan menghabisi muslimin walaupun mereka sudah berjanji untuk saling bekerjasama dan membangun. Namun disaat terpojok, mereka akan mencari para mediator dan negosiator yang diharapkan mampu meringankan hukumannya. Saat penjajah Israel terpojok, pasti mereka meminta Amerika, Barat dan sekutunya sebagai mediatornya. []
Sumber:
Sirah Nabawiyah, Mubarakfury, Ummul Qura
Sirah Nabawiyah, Abdul Hasan An Nadwi, Quanta
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.