• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 14 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

Yahudi, Ditetapkan Sebagai Bangsa yang Kebingungan di Muka Bumi

Oleh Saad Saefullah
1 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Yahudi, Israel,

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

ALLAH SWT telah mengharamkan bagi orang-orang Yahudi penakut untuk mendapatkan kemuliaan jihad, pembebasan, dan menguasai negeri Palestina. Allah telah menetapkan atas mereka pengalaman pahit berupa tiih di Gunung Sinai dan dan Dia menetapkan lamanya selama 40 tahun. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya dalam Surah Al-Ma’idah (5) ayat 26:

قَالَ فَاِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً ۚ

yaitu (jika demikian), sesungguhnya (negeri) itu terlarang untuk mereka selama 40 tahun.

Mengapa 40 tahun? Sesungguhnya, jangka waktu 40 tahun mencakup kehidupan dua generasi. Mungkin saja, hikmah dan penentuan waktu ini adalah habisnya generasi penakut dari Bani Israil itu. Generasi yang sama sekali tidak mau menerima manfaat dari dukungan rangsangan dan motivasi.

ArtikelTerkait

7 Cara Mendisiplinkan Siswa yang Sering Tawuran: Pendekatan Tegas tapi Manusiawi

Ini 7 Keistimewaan Air Zamzam, Sebaik-baiknya Air di Muka Bumi

25 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja

Berapa Cadangan Minyak Bumi Indonesia? Kondisi Terkini dan Proyeksi Masa Depan

Generasi yang tidak dapat diharapkan timbulnya jihad karena tidak lagi memiliki gairah dan semangat. Oleh karena itu, generasi ini hanya perlu dinantikan kepunahannya. Dengan demikian, akan datang generasi baru yang memiliki kemampuan untuk berperang dan membebaskan tanah suci Palestina.

BACA JUGA: Saat Munafikin Menghianati Yahudi Madinah

Apa saja yang dialami generasi pecundang ini saat menunggu dekatnya masa kemusnahan mereka? Mereka mengalami تِيْهُ (berputar-putar kebingungan) di gurun pasir sebagaimana disampaikan dalam firman-Nya, yaitu dalam lanjutan Surah Al-Ma’idah (5) ayat 26:

يَتِيْهُوْنَ فِى الْاَرْضِۗ

(selama itu) mereka akan mengembara kebingungan (yatiihuuna) di bumi.

Mereka kebingungan tersesat di Gunung Sinai, hidup terlunta-lunta di gunung pasir yang gersang, dan merasakan kepahitan serta kesusahan hidup di padang pasir. Orang akan merasa heran akan apa yang menimpa generasi pecundang itu. Allah sebenarnya telah membuka jalan keberanian dan kemuliaan, tetapi mereka menolaknya.

Allah telah mengajak mereka untuk hidup bahagia di negeri Palestina dengan segala kemakmurannya asalkan mau membayar dengan jihad. Namun, justru mereka menarik diri. Dengan demikian, Allah menggantinya dengan berputar-putar (تِيْهُ) di gurun pasir. Apa yang terjadi di Gunung Sinai itu merupakan pengganti negeri Palestina.

Yahudi
Foto: Pinterest

Bagaimana mereka bisa menerima penggantian ini? Bagaimana mereka bisa menerima sesuatu yang hina sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Apa motif mereka sehingga mau melakukan transaksi yang merugikan ini?

Advertisements

Sesungguhnya, motif mereka adalah rasa takut, jiwa hina, mental lemah, dan wahn (ambisi terhadap kehidupan dunia). Mereka berpikir, bukankah di gurun sahara itu juga dalam keadaan hidup? Bukankah di sana juga dapat memelihara jiwa dan darah mereka? Selama mereka bisa menjamin semuanya, mengapa harus mengambil risiko menapaki jalan pembebasan Palestina? Mengapa memilih lebih baik meninggalkan negeri Palestina dan menuju Gurun Sahara yang menjamin kelangsungan hidup mereka?  Inilah logika picik mereka. Mahabenar Allah dengan firman-Nya ketika berpendapat tentang mereka, sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 96:

وَلَتَجِدَنَّهُمْ اَحْرَصَ النَّاسِ عَلٰى حَيٰوةٍ ۛوَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا ۛيَوَدُّ اَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ اَلْفَ سَنَةٍۚ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهٖ مِنَ الْعَذَابِ اَنْ يُّعَمَّرَۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا يَعْمَلُوْنَ ࣖ

Engkau (Nabi Muhammad) sungguh-sungguh akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi) sebagai manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) daripada orang-orang musyrik. Tiap-tiap orang (dari) mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

Ada beberapa hikmah pelajaran dari peristiwa dan pengalaman تِيْهُ orang-orang Yahudi di Gurun Sahara, yaitu sebagai berikut:

Pertama, sesungguhnya تِيْهُ itu sebagai pengganti negeri Palestina karena hanya ada dua jalan, tidak ada yang ketiga, yaitu jalan kemuliaan, kehormatan, kemenangan kekuasaan, serta berperang melawan musuh dan membebaskan negeri atau jalan pengecutan, kehinaan, ketamakan terhadap kehidupan dunia, serta bakhil atas jiwa dan harta. Jalan kedua akan mengantarkan mereka pada ketelantaran, kesesatan, dan kebingungan mencari jalan. Generasi Yahudi pecundang itu telah memilih jalan hidup yang kedua. Oleh karena itu, mereka berhak merasakan akibatnya mengalami تِيْهُ di bumi.

BACA JUGA:  Alasan Yahudi Ingin Kuasai Baitul Maqdis

Kedua, تِيْهُ berarti terlunta-lunta, terlantar, dan tersesat jalan. Kondisi tersebut pasti akan dialami setiap orang yang tidak mengikuti jalan jihad, jalan hidup para ksatria Mujahid. Sesungguhnya, orang-orang yang tidak berjuang di jalan Allah dan tidak memerangi musuh maka mereka akan berputar-putar kebingungan lama kehilangan arah dan hidupnya terlantar serta merugi. Berapa banyak kerugian yang ditanggung suatu umat ketika mereka lari dari jalan? Ia adalah sebuah kerugian yang menyeluruh. Mereka menyia-nyiakan harta, waktu, umur, bakat kemampuan, potensi sumber daya usaha, masa muda, tanah air, cita-cita sejarah, eksistensi, dan kebahagiaan mereka. Berapa banyak kerugian yang mereka tanggung karena meninggalkan jihad? Inilah yang terjadi pada umat Islam belakangan ini. Mereka menolak berjihad melawan Yahudi dan justru memilih jalan damai yang pelik dan hina. Mereka terjebak dalam تِيْهُ yang tiada habisnya, ketelantaran yang menyeluruh, serta kerugian yang merata.

Ketiga, sebenarnya tiih adalah proses menuju punahnya generasi pecundang karena generasi yang hina dan pengecut tidak akan menjawab panggilan jihad walaupun itu benar (hak). Oleh karena itu, jika menginginkan suatu komunitas masyarakat berkeinginan mengikuti jalan-jalan generasi pengecut ini harus ditinggalkan karena hanya akan merepotkan dan tidak responsif.

Generasi pecundang ini harus ditinggalkan agar punah dan setelahnya tumbuh generasi baru yang militan. Agar dapat membuahkan hasil, generasi baru harus diarahkan untuk tumbuh dengan nilai-nilai luhur melalui pembinaan yang memakai cara dan metode pendekatan baru. Mengapa sebagian orang pada zaman kita masih ada yang mau melelahkan diri dan menyia-nyiakan usaha dalam membujuk dan meminta orang-orang penakut untuk berjihad dan memerdekakan Palestina serta menawarkan kepada mereka rencana dan strategi perjuangan atau mengagungkan cita-cita kepada mereka? Mereka tidak akan memahami, mendengarkan, dan menyambut seruan ini.

Yahudi
Foto: Google Image

Keempat, di antara hikmah peristiwa تِيْهُ yang terjadi di sini adalah karena Sinar merupakan guru Sahara yang memiliki alam dan lingkungan tandus dan keras. Kondisi alam yang sulit dan kehidupan yang susah ini dipilih oleh Allah sebagai tempat bagi generasi baru dari Bani Israil agar tumbuh dalam iklim pendidikan yang baru, Di sana dapat dipersiapkan segala sesuatunya secara khusus bagi generasi baru agar kelak dapat memasuki negeri Palestina dan membebaskannya dari orang orang tiran yang adikuasa.

BACA JUGA: Strategi Perang Rasulullah ﷺ Menghadapi Yahudi

Memang, demikianlah kejadiannya. Hal ini menyadarkan kita akan pentingnya menyiapkan generasi Rabbani dan pemusatan perhatian dalam memberikan iklim konduksi terhadap mereka untuk tumbuh menjadi generasi yang memiliki nilai-nilai jihad ini.

Sudah seharusnya mereka membuang atau meninggalkan kemewahan dan kesombongan serta pemborosan harta, keluar dari kehidupan yang hina dan bengis serta rusak, meninggalkan kesenangan dan kenikmatan dalam berbuat jahat, dan tidak mempertuhankan hawa nafsu berlebih-lebihan.

Sudah seharusnya mereka menjauhi gaya hidup berlebihan royal dan bermewah-mewahan. Mereka harus keluar dari kehidupan yang dipenuhi kesenangan dan kesia-siaan. Mereka harus meninggalkan kemanjaan foya-foya dan gaya hidup santai yang dapat mematikan jiwa. Generasi Rabbani harus mengurangi gaya hidup konsumtif, melatih diri untuk terbiasa hidup zuhud di dunia, dan bersikap ksatria menghadapi godaan kenikmatan duniawi. Dengan demikian, mereka tidak akan menjadi tawanan dan budak dunia yang mendahulukannya atas jihad. Generasi ini  tidak akan pernah gentar menghadapi musuh untuk mencari kenikmatan duniawi.[]

SUMBER:  PUSAT STUDI QURAN 

Tags: bangsa yahudi
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Keadaan Orang Mukmin di Alam Kubur

Next Post

Riba, 1 dari 7 Dosa Besar yang Akan Mencelakakan Pelakunya ke Neraka

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

siswa ,tawuran

7 Cara Mendisiplinkan Siswa yang Sering Tawuran: Pendekatan Tegas tapi Manusiawi

14 Mei 2025
Air, Keistimewaan Air Zamzam

Ini 7 Keistimewaan Air Zamzam, Sebaik-baiknya Air di Muka Bumi

13 Mei 2025
Cara Pengembangan Diri, Zakat Online, Tips Agar Nggak Ngantuk di Siang Hari, keutamaan syukur, Cara Jaga Hati yang Sehat, Syarat Bekerja dalam Islam, Tempat Kerja

25 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja

13 Mei 2025
minyak bumi

Berapa Cadangan Minyak Bumi Indonesia? Kondisi Terkini dan Proyeksi Masa Depan

13 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

siswa ,tawuran

7 Cara Mendisiplinkan Siswa yang Sering Tawuran: Pendekatan Tegas tapi Manusiawi

Oleh Yudi
14 Mei 2025
0

kecoak

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

Oleh Yudi
14 Mei 2025
0

Konstantinopel

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0

Mobil

Mobil Listrik vs Hybrid: Apa Bedanya dan Mending Pilih Mana?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Sebab Istri Harus Taat kepada Suami, Cinta

Puisi Cinta Suami pada Istrinya: Yang Tak Pernah Kusuarakan

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0

Terpopuler

Shalat Dhuha, Sebaiknya Dilakukan di Jam Ini

Oleh Saad Saefullah
4 Juni 2024
0
Surat yang Harus Dibaca ketika Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Rawatib, Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, Tata cara shalat, , Hukum Baca Surah yang Sama dalam Shalat, Hukum Menqadha Shalat untuk Orang yang Sudah Meninggal, Shalat Sunnah, Pahala dan Keutamaan Shalat Dhuha, Sunnah, Allahu Akbar, Shalat Tasbih, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh

Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

4 Janji Allah pada Orang Ahli Tahajjud

Oleh Saad Saefullah
3 April 2025
0
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam

Di antara janji-janji Allah bagi para ahli tahajjud adalah sebagai berikut.

Lihat LebihDetails

8 Cara Mengetahui Gejala Penyakit Jantung Sejak Dini

Oleh Yudi
11 Mei 2025
0
jantung

Gejala paling umum dari penyakit jantung koroner adalah nyeri dada. Biasanya terasa seperti ditekan, diremas, atau berat di dada.

Lihat LebihDetails

25 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0
Cara Pengembangan Diri, Zakat Online, Tips Agar Nggak Ngantuk di Siang Hari, keutamaan syukur, Cara Jaga Hati yang Sehat, Syarat Bekerja dalam Islam, Tempat Kerja

Apa saja hal-hal yang tampaknya sepele, tapi sebenarnya berdampak besar jika dilakukan di tempat kerja?

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.