KEBAHAGIAAN merupakan salah satu hal yang palin banyak diburu oleh manusia di dunia ini. Kebahagiaan menjadi hal yang sangat berharga dan didamba-dambakan oleh setiap orang. Seorang pelajar memilih belajar dengan tekun karena ia ingin mendapatkan nilai yang baik dan ketika mendapatkan nilai yang baik tentunya pelajar tersebut akan berbahagia.
Begitu pun dengan para pekerja. Mereka akan bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan penghasilan yang memuaskan. Karena mereka berpikir dengan mendapatkan penghasilan yang memuaskan akan membuatnya bahagia.
BACA JUGA:Â Penentu Kebahagiaan adalah Pikiran, Benarkah?
Memang demikianlah dunia tercipta. Dunia dicipta dengan sifat fana. Segala yang ada di dalamnya juga fana. Kehidupan, kesedihan, kebahagiaan, semuanya fana. Yang hidup tak selamanya hidup, karena Izrail senantiasa bersiap mengambil roh kita satu persatu. Yang sedih tak selamanya sedih. Cahaya kebahagiaan kadang kala hadir menyusul. Yang bahagia tak selamanya bahagia, terpaan angin duka pasti segera muncul.
Beginilah dunia dicipta. Bukan di sini letak bahagia. Allah sudah mempersiapkan letak bahagia. Allah sudah mempersiapkan tempat yang tepat bagi segala macam keabadaian. Tempat yang tidak akan kita jumpai lagi tragedi kematian.
BACA JUGA:Â Pintu Kebahagiaan yang Abadi
Tempat yang tak akan kita jumpai lagi pergiliran suka dan duka, tangis dan tawa, bahagia dan sengsara. Tempat di mana semua yang menangis, selamanya akan menangis. Yang bahagia, selamanya akan tetap bahagia. Ya, akhirat. Tempat singgah yang sengaja diabadikan oleh Allah sebagai balasan atas segala tindak-tanduk manusia selama hidup di dunia. []
Sumber: Man Shabara Zhafira/Karya: Ahmad Rifa’i Ri’fan/Penerbit: Gramedia