Oleh: Ustaz Felix Y Siauw
BILA ingin tahu kira-kira seberapa nilai kita, nilailah orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita jelas-jelas cerminan dari mereka, dan mereka pun cermin diri kita, sadar atau tidak sadar.
Andai kita ingin tahu adakah hijrah kita sudah kearah lebih baik atau belum, maka lihatlah kawan-kawan kita, berganti atau belum, membaik atau tetap sama seperti dulu.
Kita tak mungkin bisa menahan yang namanya perubahan ketika kita ingin berhijrah, sebab hijrah itu sendiri arti dasarnya adalah perubahan. Artinya bila kita ingin hijrah, bersiaplah untuk perubahan yang akan terjadi.
Inginnya kita saat hijrah, teman-teman kita pun akan ikut bersama kita, tapi tak selamanya begitu. Seringkali kita harus siap kehilangan teman-teman lama saat proses hijrah.
Bagaimanapun kita akan lebih nyaman saat berjumpa berkumpul dengan yang satu level, satu frekuensi, satu nilai. Singa takkan berkumpul dengan kawanan serigala, begitu alamiahnya.
Bila ingin bermental singa, maka berjalanlah di tengah-tengah mereka, meski awalnya tak nyaman, bila sudah terbiasa, maka sifat pengecut yang malah membuat kita tak nyaman.
Hijrah itu tak nyaman, sebab kita naik kelas, tapi yang nyaman itu cenderung melalaikan dan melemahkan. Teruslah bergerak, teruslah berubah, hijrah pada ketaatan, pada kebaikan.
Begitu pula saya, berganti agama maka berganti pula mereka yang mengelilingi saya, yang bersama saya, berganti pula yang membenci saya. Alhamdulilah, itulah hijrah.
Yang di gambar, ini keluarga saya di Istanbul, yang saya dapati bukan karena serahim sekeluarga, tapi sebab iman dan keberpihakan pada Allah dan Rasul-Nya, alhamdulillah.
Allah akan ganti dengan yang lebih baik, asalkan kita mau sesuai di jalan yang sudah Dia tentukan. Itu yang dimaksud InsyaAllah, bila Allah berkehendak. []