ADA sebuah ungkapan mahsyur dari syaikh Ibnu Taimiyah mengenai taman surga dunia. “Sesungguhnya di dunia ini ada taman-taman surga. Barangsiapa tidak memasuki taman surga dunia, maka dia tidak bisa memasuki surga di akhirat.” Lalu apakah taman surga dunia itu?
Menurut Hadist dari Imam Ahmad: “…Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah apakah yang dimaksud taman-taman surga itu? Beliau menjawab “Yaitu halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu).”
Taman surga dunia dipakai sebagai ungkapan dalam majelis tarbawi, bukan karena kebetulan juga, saat ini sedang berlangsungnya sebuah fenomena membahagiakan bagi kaum muslim dan muslimah. Berbondong-bondong dalam malawan sebuah zaman yang penuh dengan huru-hara dan fitnah, yaitu dengan berdakwah.
Berdakwah merupakan proses mencelupkan diri dan bertujuan untuk mewarnai kehidupan dengan warna Islam. Tidak hanya sekedar membahas mengenai aqidah, tauhid, fiqh, dan hafalan. Dalam dakwah ada sebuah ikatan yang mampu menguatkan hati dengan cinta kasih yang memberikan kelapangan dada dan itsar (mementingkan orang lain dari diri sendiri). Mengokohkan iman, dan mengistiqomahkan diri dalam kebaikan. Ikatan itulah yang dinamakan ukhuwah.
Allah mengikatkan hati-hati yang berserakan dengan sebuah ukhuwah agar mendapat banyak berkah. Ukhuwah akan menjadi suatu anugerah apabila dalam mewujudkan tujuan-tujuan dakwah, kita mampu menetapkan tapak serta gerak langkah setiap jama’ah. Sejenak mari kita renungkan sejarah perjalanan hijrah Rasulullah.
Suatu hari ketika, Abu Bakar ash-Shidiq mendampingi Rasulullah dalam hijrahnya menghindari kejaran Quraisy dan bersembunyi dalam gua Tsur. Ketika beberapa orang Quraisy mengetahui tempat persembunyian mereka, Abu Bakar mulai resah dan gelisah. Tepat di saat itu, menitiklah sebulir air mata Abu Bakar hingga jatuh ke pipi Rasulullah yang sedang berbaring di pangkuan Abu Bakar. Rasulullah terbangun dan berkata, “Janganlah bersedih, Abu Bakar. Allah bersama kita.” Sebuah perkataan lembut dari Rasulullah yang mampu menguatkan hati Abu Bakar.
Begitu indahnya ukhuwah menuju Jannah. Bersama kita belajar saling mengenali, menghormati, mengasihi, mencintai, mempercayai. Hingga mampu berlemah lembut dalam memaafkan.
Begitu indahnya ukhuwah menuju Jannah. Saling memberikan kekuatan disaat yang lain dilanda kelemahan, saling memberikan penjagaan agar sama-sama tetap berada dalam kebaikan, saling mengingatkan dengan nasihat yang mengeratkan.
Begitu indahnya ukhuwah menuju Jannah. Seperti yang dikatakan Sayyid Qutb “Persaudaraan adalah mukjizat, wadah yang saling berikatan. Dengannya Allah persatukan hati-hati yang berserakan. Saling bersaudara, saling merendah lagi memahami, saling mencintai, dan saling berlembut hati.”
Allah juga berfirman: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagian dari mereka menjadi musuh bagi yang lain kecuali orang-orang bertakwa”. (QS. az-Zukhruf : 67)
Yang saat ini masih semangat dalam perjalanan indah menuju Jannah-Nya dengan ikatan ukhuwah, semoga mampu untuk tetap istiqomah. Aamiin Yaa Allah. Wallahhu a`lam. []
Sumber: Dakwatuna