ALLAH SWT menjadikan hamba-hambanya teman atau syaitan. Dalam medan perang syaitan mempunyai peran yang sangat berbahaya antara hamba dan nafsunya. Sekalipun syaitan tidak bisa berpengaruh terhadap seseorang hamba secara langsung, namun ia menggunakan kebodohan nafsu untuk mewujudkan keinginannya. Ia terang-terangan menggoda dan mengihiasi terhadap nafsu sehingga tunduk terhadapnya.
Dengan perannya itu, hati menjadi tunduk dan mengambil keputusan yang cocok dengan hawa nafsunya. Karena itu, Allah SWT memperingatkan kepada kita supaya menolak ajakan syaitan.
BACA JUGA: Mari Kita Lihat Setan
Disamping itu, Allah juga menjelaskan kepada kita bahwa syaitan menghiasi nafs dengan cara bertahap supaya tidak memperoleh perlawanan yang sengit. Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka seseungguhnya syaitan itu menyuruh pekerjaan yang keji dan munkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dai perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. An-Nur: 21).
Pada hari kiamat syaitan mengingatkan para pengikutnya bahwa sekali-kali tidak ada kekuasaan baginya terhadap mereka, akan tetapi ia sekadar menyeru atau mengajak kepada mereka dan mereka mematuhi seruannya. Allah SWT berfirman:
BACA JUGA: Jin, Setan, dan Iblis, Ini Bedanya
“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan sekadar aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu, dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.’ Sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: 22)
Naudzubillah… []
Sumber: Menjadi Generasi yang Sukses/Karya: Dr. Majdi Al-Hilali/Penerbit: Al-Bayan