Oleh: Ns Risno
Pagi itu, seusai sholat subuh Rasulullah bertanya kepada para shahabatnya.
“Menurut kalian siapakah makhluk Allah yang imannya paling menakjubkan?”
“Malaikat, ya Rasulullah. Bagaimana Malaikat tidak beriman, sedang mereka adalah pelaksana perintah Allah.”
“Kalau begitu para Nabi,ya Rasulullah. Bagaimana para Nabi tidak beriman sedangkan wahyu Allah turun kepadanya.”
“Bagaimana kalau para sahabatmu ini ya Rasulullah?”
“Bagaimana para sahabatku tidak beriman,sedang mereka bertemu langsung denganku, melihatku, mendengar kata-kataku dan juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri tanda tanda kerasulanku.”
Malaikat itu makhluk Allah yang diciptakan khusus hanya untuk taat melaksanakan perintah Allah. Mereka tidak memiliki nafsu yang memungkinkan dirinya membangkang atau berbuat ingkar kepada Allah.
“Dan kepunyaan-Nya lah segala yang dilangit dan dibumi dan Malaikat Malaikat yang disisih-Nya,mereka tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak pula merasa letih.Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti hentinya. “(QS:Al-Anbiya’:19-20).
Sehingga wajar saja kalau malaikat itu imannya luar biasa. Maka bukan Makaikat yang dimaksud Rasulullah Makhluk Allah yang imannya menakjubkan.
Kalau para Nabi itu mendapat Wahyu dari Allah. Mereka mendapat bimbingan langsung dari Allah, seandainya mereka berbuat salah atau kilaf tentu saja akan mendapat teguran langsung dari Allah. Sehingga lumrah kalau para Nabi itu imannya terus menanjak dan menakjubkan. Maka bukan pula para Nabi yang dimaksud Rasulullah dengan pertanyaan siapakah makluk Allah yang imannya menakjubkan?
Sedangkan para sahabat Nabi, mereka hidup bersama Rasulullah. Bertemu langsung dengan beliau, melihat sosok beliau, mendengar sabda sabda beliau, menyaksikan mukjizat beliau sebagai tanda dan bukti kerasulanya.Jadi kebangetan sekali kalau orang yang hidup bersama Rasullah tapi tidak beriman kepada beliu. Maka, walaupun Para sahabat adalah generasi terbaik namun bukan juga mereka yang dimaksud Rasulullah sebagai orang yang imannya menakjubkan.
Kalau para Malaikat bukan, para Nabi bukan, para sahabat Nabi juga bukan. Lantas siapakah yang dimaksud Rasulullah makhluk Allah yang imannya paling menakjubkan itu?
“Makhluk Allah yang imannya paling menakjubkan adalah mereka yang datang sesudah kalian semua. Mereka beriman kepadaku tanpa pernah melihatku, mereka membenarkan tanpa pernah menyaksikanku, mereka menemukan tulisan dan beriman kepadaku serta mengamalkan apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka membelaku seperti kalian membelaku. Alangkah inginya aku aku berjumpa dengan mereka itu.”
Kemudian beliau membaca surat Al-Baiyyinah ayat ke 3 yang artinya, “Mereka beriman kepada apa yang ghoib, mendirikan sholat dan menginfakan sebagian dari apa yang kami berikan kepada mereka.”
“Berbahagialah orang yang melihatku dan beriman kepadaku.” (Rasulullah mengucap 1 kali).
“Berbahagialah orang yang beriman kepadaku walaupun tidak pernah melihatku.”(Rasulullah mengucap hingga sampai 7 kali), begitu sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
Mereka yang hidup sesudah jamanya Rasulullah, tidak pernah bertemu dengan Rasulullah, tidak pernah melihat sosok Rasulullah yang mulia, tidak mendengar langsung sabda sabda Rasulullah, tidak hidup pada era turunya wahyu, tidak menyaksikan mukjizat yang merupkan tanda dan bukti kerasulanya.
Namun mereka mengimani Rasulullah,taat mengamalkan sabda sabda Rasulullah.Mereka sangat mencintai dan membela rasulullah sebagaimana mereka yang hidup pada jamanya rasulullah.Merekalah makhluk Allah yang dimaksud Nabi yang imannya paling menakjubkan.
Nah, termasuk kita-kita yang hidup pada jaman now ini. Jika kita kita mengimani Rasulullah, mencintai beliau dengan sungguh-sungguh, taat serta mengamalkan sabda-sabdanya. Maka kita-kita ini insyallah akan termasuk sebagai makhluk Allah yang imanya menakjubkan. Wallahu A’lam. []
Bojonegoro, 23 Desember 2017