JAKARTA—Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mendukung menjadikan pusat belanja sebagai destinasi Wisata Islami yang dicanangkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Namun, Tulus menyampaikan sampai sekarang masih ada mall yang tidak memperhatikan kebutuhan pengunjung akan tempat ibadah. Misalnya ada mall yang menempatkan mushola di basement dan kondisinya kumuh.
BACA JUGA: Itikaf di Mushola Bolehkah?
“Padahal akan menjadi daya tarik tersendiri ketika mall memiliki mushola yang bersih,” katanya, Sabtu (22/9/2018).
Menurut Tulus, indikator wisata halal di antaranya kenyamanan pengunjung atau konsumen. Pengunjung wisata mayoritas Muslim, bagi wisatawan Muslim tidak hanya membutuhkan fasilitas umum tetapi juga membutuhkan masjid yang layak.
Selain itu wisatawan Muslim membutuhkan tempat-tempat makan yang kehalalannya terjamin.
BACA JUGA: Apa Kata Mushola atau Masjid Itu?
Dirinya berpesan, seharusnya objek wisata bisa memberikan rasa kenyamanan kepada wisatawa Muslim. Sebagai contoh ada negara yang bukan mayoritas Muslim tapi memfasilitasi tempat ibadah untuk wisatawan Muslim.
“Contoh di Jepang ada masjid keliling karena di sana banyak konsumen dari Timur Tengah dan Indonesia yang notabene marketnya market Muslim,” pungkasnya. []
REPORTER: RHIO