ZAID bin Tsabit ialah seorang sahabat Anshar. Ia diperintah untuk menghimpun Al-Qur’anul Karim di zaman Utsman bin Affan. Ia merupakan keluarga Nabi di Madinah. Saat Rasulullah tiba di Madinah, kondisi Zaid saat itu adalah seorang anak yatim. Ia mulai memeluk Islam di usia tidak lebih dari 11 tahun.
Zaid memiliki kepandaian baca tulis dan bahkan memiliki keistimewaan dalam berbagai bidang. Ia pun seorang penghafal Al-Quran. Sejak dimulainya dakwah Islam selama lebih kurang 20 tahun sejak wahyu pertama turun.
BACA JUGA: Cinta Nabi untuk Usamah bin Zaid
Setelah Nabi wafat, kaum Muslimin disibukan dengan menghadapi kaum murtad. Sehingga sejumlah besar penghafal Al-Quran gugur. Umar bin Al-Khattab khawatir para penghafal Al-Quran terus berguguran. Lalu Ia mendiskusikan tentang penghimpunan Al-Quran dengan Khalifah Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar beristikharah. Bermusyawarah dengan para sahabat.
Setelah itu, ia memanggil Zaid, “Kamu adalah seorang pemuda yang cerdas. Aku akan memberimu tugas penting…”
Abu Bakar memerintahkannya menghimpun Al-Quran. Maka Zaid pun melakukan amal bakti bagi Agama Islam. Ia juga mengatakan, “Aku meneliti Al-Quran mengumpulkannya dari daun-daun lontar dan hafalan-hafalan orang.”
Namun dengan taufik dari Allah SWT, ia berhasil menjalankan amanah besar tersebut dengan baik.
BACA JUGA: Perjuangan Zaid al Khoir untuk Bertemu dengan Rasulullah
“Demi Allah seandainya mereka memintaku untuk memindahkan gunung dari tempatnya, akan lebih mudah kurasa dari perintah mereka menghimpun Al-Qur’an,” tegas Zaid saat ia melukiskan kesukaran besar saat mengingat kesucian tugasnya.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Umatku yang paling penyayang terhadap yang lain adalah Abu Bakar. Yang paling kokoh dalam menjalankan perintah Allah adalah Umar. Yang paling jujur dan pemalu adalah Utsman. Yang paling mengetahui halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal. Yang paling mengetahui ilmu fara’idh (pembagian harta warisan) adalah Zaid bin Tsabit. Yang paling bagus bacaan Al-qurannya adalah Ubay. Setiap umat mempunyai orang kepercayaan. Dan orang kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.” (HR. at-TIrmIdzi 3791). []
Sumber: Karakteristik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah/Pengarang: Khalid Muhammad Khalid/Penerbit: Diponegoro. Edisi/ Cet ke, : Cet 20. Tahun Terbit: 2006