IA seorang wanita yang lemah lembut terhadap orang miskin. Jiwa penolongnya begitu kuat. Ialah wanita yang menyambut kematian yang dihindari orang-orang demi menunjukan kebenaran yang ia yakini. Maka ia pantas diberi gelar “Ibu orang-orang miskin”.
Adakah yang mampu menyamainya? Wanita yang memiliki iman kuat hingga tidak silau terhadap kenikmatan dunia yang fana. Baginya makanan hanyalah sekadar mengganjal lapar, pakaian cukup untuk menutup aurat saja, dan uang bukanlah apa-apa.
BACA JUGA: Masjid Sayyida Zainab di Kairo
Siapakah wanita mulia yang menyumbangkan segala hal dalam materi, pendidikan, jiwa, ataupun raganya yang ia pergunakan untuk di jalan Allah itu? Ialah Ibunda Zainab binti Khuzaimah, istri dari Nabi SAW.
Ia termasuk kelompok yang pertama masuk Islam dari kalangan wanita. Yang mendorongnya masuk Islam adalah akal dan pikirannya yang baik, menolak syirik dan penyembahan berhala dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan Jahiliyah.
Dalam sebuah riwayat Ath-Thabrany, beliau mengatakan, “Rasulullah saw, menikahi Zainab binti Khuzaimah Al-Hilaliyah ra, atau sering disebut dengan sebutan Ummul Masakin. Dikenal dengan sebutan itu, karena beliau banyak memberi makan orang-orang miskin. Ibnu Katsir juga berkata, “Zainablah yang sering dikenal dengan sebutan Ummul Masakin. Itu karena beliau banyak bersedekah, dan berbuat baik kepada orang-orang miskin.”
BACA JUGA: Mengenal Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy
Waktu dalam pernikahan ibunda Zainab dan Nabi SAW sangatlah singkat. Ada yang menyatakan selama dua atau tiga bulan saja adapun yang mengatakan selama delapan bulan.
Seperti itulah perjalanan ibu orang-orang miskin yang sama sekali tidak pernah pelit. Dan kini ibunda kita telah beralih kehidupan menuju kenikmatan surga yang akan abadi. []
Sumber: Biografi 35 Shahabiyah Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam/Penulis: Syaikh Mahmud Al-Mishri/Penerbit: Insan Kamil