JAKARTA—Anggota Komisi IV FPPP DPR RI Zainut Tauhid Sa’adi mengkritisi pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang sempat menyampaikan pernyataan baha stok beras untuk tahun 2018 aman. Sebab, Indonesia tidak lagi mengalami paceklik.
Dalam pernyataannya tersebut, Andi menyebutkan bahwa stok beras nasional kita tidak ada masalah, panen banyak dan stok sekitar 1 juta ton
“Apa yang disampaikan Menteri Pertanian tersebut jauh dari kenyataan. Bahkan terkesan ada kebohongan dengan melakukan mark up data beras nasional hanya untuk menunjukkan capaian prestasi kerjanya,” ujarnya kepada Islampos.com melalui keterangan persnya, Jumat (2/2).
Ia mengungkapkan, nyatanya harga beras di pasaran melonjak. Hal ini membuktikan adanya ketidakseimbangan antara produksi, distribusi dan konsumsi. Antara penawaran dan permintaan (suplay and demand) di masyarakat.
Pertanyaan mendasarnya siapakah sesungguhnya yang bersalah? Menteri Pertanian yang me-mark up data beras kah? Atau Menteri Perdagangan yang me-mark down data beras?
Menurutnya, jika tidak keduanya berarti ada pihak ketiga yaitu gurita besar yang bernama kartel yang sengaja ingin mengambil keuntungan di tengah kelemahan data birokrasi kita.
“Hal ini membenarkan anggapan bahwa negara memang tidak berdaya berhadapan dengan para mafioso pangan yang rakus memburu rente semata,” cetusnya. []
Reporter: Rhio