Oleh: Yudhistira Adi Maulana
Pakar Thibbunnabawi
ZAITUN sudah terkenal punya berbagi manfaat. Bahkan Rasulullah SAW pun banyak menggunakan zaitun dalam berbagai pengobatan. Terlebih manfaat zaitun dijelaskan dalam Alquran Surat At-Tin. Zaitun biasa diambil minyaknya untuk konsumsi. Nah, dalam pengemasannya, minyak zaitun sering diberi keterangan virgin, extravirgin, dan ada pula yang tidak. Apa maksud dari ketiga istilah ini?
Perbedaan jenis minyak zaitun mengacu kepada proses pengolahannya, demikian menurut Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi, dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor dan Sekretaris Eksekutif SEAFAST (South East Asia Food and Agriculture Science and Technology) Center.
BACA JUGA: Terungkap Minyak Zaitun Mampu Obati Impotensi
Minyak zaitun jenis biasa, virgin dan extravirgin diproses secara organik dengan sistem pengepresan dingin. Selain itu, penyebutan extravirgin didasarkan kepada kualitas pengolahan serta mutu buah zaitun yang tinggi. Sementara itu, ada pula pure olive oil yang juga dikenal dengan refined olive oil, yang sudah melewati proses penambahan zat kimiawi.
Minyak zaitun sangat kaya akan antioksidan yang mampu menurunkan kolesterol LDL. Penelitian menunjukkan bahwa minyak zaitun jenis extra virgin merupakan jenis yang paling efektif menurunkan LDL. Berbagai riset membuktikan adanya fakta sangat jelas, bahwa minyak zaitun menurunkan total kadar kolesterol dan kolesterol berbahaya. Inilah manfaat minyak zaitun yang sering dicari orang.
Gizi yang terkandung dalam minyak zaitun bisa memiliki pengaruh positif dalam melindungi tubuh dari kanker lambung dan mengurangi timbulnya penyakit tukak lambung.
BACA JUGA: Turki Jual Minyak Zaitun Seharga 81juta Rupiah
Apakah boleh minyak zaitun dikonsumsi oleh orang yang sehat secara rutin? Jawabannya boleh saja asal dikonsultasikan kepada yang ahlinya di bidang thibbunnabawi. Karena jika sembarangan mungkin bisa mengalami DOC (Direction of Cure) yakni proses yang terjadi pada tubuh sebagai reaksi saat mengkonsumsi Herba, biasanya dalam bentuk “ketidaknyamanan.” Dalam istilah lain disebut Healing Crisis, karena kinerja herbal dan obat kimia sangat berbeda. []