GONTOR–Safari Dakwah Zakir Naik di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor pada Selasa (4/4/2017) malam berjalan dengan lancar, sebelumnya para peserta yang hadir mengkhawatirkan akan turun hujan karena saat sore hari sempat hujan gerimis. Namun sekitar 15 ribu peserta bersyukur, cuaca pada malam hari cuaca mendukung sehingga Zakir Naik bisa menyampaikan ceramahnya yang bertema ‘Religion in the Right Perspective’.
Zakir Naik mengawali ceramahnya dengan ungkapan kegembiraan dan apresiatif terhadap peran Gontor dan perguruan tingginya. “Saya sangat senang mendengar adanya fakultas di UNIDA Gontor yang berkonsentrasi mengajarkan ilmu perbandingan agama, termasuk perbandingan mazhab dan hukum. Apalagi, jurusan perbandingan agama di UNIDA Gontor mendapat predikat terbaik se-Indonesia sebagaimana disampaikan Rektor UNIDA Gontor, Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi,” katanya.
Kemudian ia membacakan Surah Ali Imran ayat 64: “Katakanlah (Muhammad): ‘Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama yang lain tuhan-tuhan selain Allah.’ Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka): ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim’.”
Berdasarkan ayat tersebut, Dr. Zakir Naik menyatakan kepada seluruh hadirin bahwa ia akan membahas konsep mengenai Tuhan, baik di Yahudi, Kristen, Hindu, maupun Islam.
“Penting sekali memulai pembicaraan tentang konsep mengenai Tuhan di Yahudi, Kristen, Hindu, Islam, dan lain sebagainya,” kata Dr. Zakir Naik di awal ceramahnya.
“Jika ditanya ada berapa dewa, maka kaum Hindu akan menjawab ada banyak dewa. Namun, bisa juga berarti satu Tuhan. Matahari, bulan, dan lain-lain itu bagi mereka adalah Tuhan atau dewa, semuanya adalah God (Tuhan). Sedangkan Islam mengatakan itu semuanya adalah God’s (milik Tuhan).”
“Untuk dapat dipersatukan, perlu mengacu ke ayat di atas. Sebenarnya, di kitab Hindu ada penegasan tentang hal ini, bahwa tidak boleh ada penyerupaan (termasuk gambar, patung, dan lain sebagainya) dan tak mungkin ada yang serupa, sebenarnya.”
“Brahma, adalah Creator, Al Khallaq (Pencipta). Wisnu adalah Sustainer, Al Muhaimiin (Pemelihara, Perawat). Ini diterima Muslim. Ada dalam Asmaul Husna. Namun Muslim tidak mungkin menerima penggambaran-Nya, termasuk pernyataan mempunyai banyak tangan, menaiki garuda, dan lain sebagainya. Ini sebenarnya dilarang.”
“Hal Ini juga sebenarnya ditegaskan di Kitab Keluaran dan Bilangan di Bibel pada 10 Perintah Tuhan.”
“Jadi, sebenarya ada larangan demikian di dalam agama Hindu, Yahudi, dan Kristen.”
“Muslim percaya penuh bahwa ‘Isa (Esau, Yeshua, Yesus) bin Maryam ‘alahissalaam adalah seorang rasul terkemuka, lahir tanpa ayah, dengan banyak mu’jizat, termasuk sebagai Al Masih di akhir zaman nanti, dan lain sebagainya. Namun, seorang Muslim tidak mungkin menerima bahwa beliau adalah Tuhan karena di Bibel sendiri hal ini juga ditolak. Misalnya di Yohanes 10:30, Matius 5:17, dan masih banyak lagi di ayat-ayat lainnya.”
“Jika terdapat di Bibel pernyataan bahwa Yesus mengatakan dirinya Tuhan, maka saya bersedia masuk Kristen,” kata Dr. Zakir Naik.
“Yesus menyatakan kepada umatnya untuk mengikuti Hukum Taurat di Matius 5:17 dan di beberapa ayat lainnya, serta mengikuti jalan kebenaran, sunnah beliau, sebagaimana tercantum di Yohannes 14:6.”
“Bagi kita, Surah Al Ikhlas di dalam Al Qur’an adalah dasar dari keagamaan (theology) dan penguji seluruh aneka agama yang dikenal manusia. Inilah tauhid.”
“Sementara ini ada banyak yang disebut sebagai God (Dewa), bahkan di negara saya saja (India) ada ribuan. Lebih dari itu, ada juga yang sampai mengaku sebagai Dewa atau Tuhan.”
“Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak perlu menjadi manusia, makhluk, agar mengerti apa rasanya menjadi manusia atau makhluk karena Allah-lah yang menciptakannya beserta segala yang ada di langit dan di bumi.”
“Dan ‘Allah’ adalah satu kata dalam bahasa Arab. Muslim harus menggunakan ini untuk merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun, bagi orang yang tidak mengerti Bahasa Arab, saya tidak keberatan menerjemahkannya ke bahasa lain, agar orang itu mengerti. Akan tetapi, kata ‘God’ bukanlah penerjemahan yang tepat.”
Di akhir ceramahnya, Dr. Zakir Naik menutup dengan Surah An-Nahl ayat 125: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka menggunakan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapatkan petunjuk.”
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi pertanyaan hingga jam satu malam lebih. Ada dua orang penanya non-Muslim yang akhirnya bersyahadat memeluk agama Islam. []
Sumber: Gontor