ZEINA Nassar merupakan petinju wanita pertama yang berhijab di Jerman. Dialah petinju yang mencetak sejarah karena perannya mengubah peraturan berhijab dalam pertandingan tinju di Jerman.
Memulai kariernya sebagai petinju pada 2013 silam, dia sempat dilarang untuk bertanding mengenakan hijab karena aturan dari International Boxing Association (Asosiasi Tinju Internasional) soal larangan penggunaan segala atribut keagamaan–termasuk hijab, dalam pertandingan.
Perjuangan perempuan berusia 21 tahun ini untuk bisa bertanding mengenakan hijab tidaklah mudah. Ia dan pelatihnya kerap menghadiri berbagai konferensi untuk mendesak perubahan aturan penggunaan hijab tersebut. Permohonan ini sempat menjadi isu perdebatan di dunia tinju Jerman.
BACA JUGA: Dapat 25 Jahitan, Petinju Muslim Badou Jack: Saya Baik-Baik saja, Alhamdulillah
Seiring dengan itu, kerja keras, pembuktian, dan dukungan dari pelatih, mendorong Nassar meraih banyak prestasi membanggakan. Ia menjadi juara Berlin Boxchampionship selama lima kali, dan mendapatkan posisi ketiga di Boxchampion of Germany 2017. Ia juga menjadi salah satu muse dalam kampanye Nike Pro Hijab yang diluncurkan pada 2017 lalu.
“Ini membuat saya sadar, apa yang saya perjuangkan bukanlah untuk diri saya sendiri, namun untuk semua perempuan berhijab yang merasa terbatasi. Ini (perubahan aturan) mungkin momen kemenangan di sepanjang karier saya,” papar Nassar seperti dikutip dari Material Magazine.
Nassar bercerita, semua pencapaian prestasinya itu diraih dengan usaha dua kali lebih keras dari rekan-rekan petinju lainnya, hanya karena ia mengenakan hijab.
“Saya tidak ingin dipandang sebelah mata hanya karena penampilan saya, atau hijab yang saya pakai. Jangan terpaku pada agama apa yang saya yakini (Islam), pada akhirnya, yang terpenting adalah bagaimana saya menjalani profesi ini (tinju),” ungkapnya kepada Fizzy Magazine.
Nassar mengaku, setiap ia menginjakkan kaki di atas ring pertandingan, selalu ada penilaian negatif dari orang-orang yang menyaksikan pertandingan. Namun, semua berubah ketika ia dinyatakan menang.
“Saya melawan segala prasangka buruk seorang petinju dengan mengenakan hijab. Saya harus melawan stigma bahwa perempuan yang mengenakan hijab adalah seseorang yang tak berpendidikan atau dipaksa memakainya. Saya membuktikan mereka salah, bahwa hal tersebut sangatlah klise,” ujar Nassar.
Setelah berhasil tampil berhijab di pertandingan tinju di Jerman, kini Nassar sedang memperjuangkan haknya dan petinju berhijab lainnya agar dapat bertanding di liga internasional. Ia berharap dapat mengubah aturan yang dibuat oleh International Boxing Association.
“Impian saya adalah untuk mengubah aturan internasional agar memungkinkan perempuan dari semua latar belakang untuk bisa bertarung. Anda harus berjuang untuk membuat suatu perubahan,” tulis Nassar di unggahan Instagram pribadinya.
BACA JUGA: Atlit Tinju Muslimah Amerika ini Tetap Berjilbab Saat Bertanding
Penggunaan hijab di atas ring pertandingan memang masih menjadi isu yang dipermasalahkan hingga saat ini. Contohnya di 2016 silam, seorang petinju asal AS, Amaiya Zafar, dilarang berkompetisi di kejuraan Nasional Sugar Bert Boxing di Florida.
Pada saat itu, Michael Martino, direktur eksekutif dari International Boxing Association (Asosiasi Tinju Internasional) mengatakan bahwa penggunaan hijab dapat mengganggu masalah keamanan dalam bertanding. Namun, satu tahun kemudian, USA Boxing mencabut larangan pemakaian atribut agama dan Zafar dapat kembali bertanding mengenakan hijabnya.
Baik Nassar maupun Zafar berharap agar International Boxing Association dapat mengikuti langkah USA Boxing dalam merubah aturan kode etik atribut pakaian yang memperbolehkan penggunaan hijab saat bertanding. Dengan begitu, keduanya dapat ikut bertanding di Olimpiade 2020 mendatang. []
SUMBER: FIZZY MAGAZINE | MATERIAL MAGAZINE