MENGINGAT Allah atau zikir ternyata tak sekedar ucapan di mulut, atau pikiran dan hati saja. Manfaatnya pun tak hanya terkait dengan pahala, atau ruhiyah. Zikir ternyata punya manfaat dari segi ilmiah.
Menurut Prof. Dr. Dadang Hawari, zikir merupakan bentuk komitmen keagamaan seseorang yang menjad unsur penyembuh penyakit atau sebagai psikoterapeutik yang mendalam.Zikir juga merupakan terapi psikoreligius yang dapat membangkitkan rasa percaya diri seseorang serta optimisme.
BACA JUGA: Dzikir yang Jadi Tanaman di Surga
Mengapa? Ini karena seseorang akan merasa sejuk, tenang dan tentram ketika berzikir, sebagaimana firman Allah:
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (QS Ar Ra’du: 28).
Ketentraman itu akan sangat berpengaruh pada kesehatan jiwa raga, seperti halnya meditasi.
Ahli fisiologi dari UCLA, R. Keith, pernah melakukan penelitian terhadap pelaku meditasi. Hasilnya, mereka diketahui bisa menemukan ketenangan batin yang tinggi yang sangat berpengaruh pada jiwa dan tubuh mereka. Ini diketahui dari fungsi-fungsi kritis tubuh yang dimonitor selama penelitian tersebut.
Selain itu, zikir juga dapat dijadikan psikoterapi untuk pengobatan guncangan jiwa, kecemasan dan gangguan mental. Hal itu dinyatakan Abu T. Segar, sebagaimana disebutkan dalam buku Quantum Zikir karya Agus Susanto.
Menurut Abu . Segar, zikir dan doa akan menyebabkan seseorang senantiasa merasa dekat dengan Allah, serta merasa berada dalam lindungan-Nya. Sehingga timbul rasa percaya diri, teguh, tenang, tentram dan bahagia.
BACA JUGA: Sedangkan Makanan Hati adalah Zikir
Demikian juga Prof. Dadang Hawari mendukung kesimpulan tersebut.
“Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan anatara komitmen agama dan kesehatan, menunjukkan adanya hubungan yang bermakna anatara kelompok yang menjalankan ibadah keagamaan dengan kesehatan. Secara umum dapat dikemukakan bahwa dalam studi yang komperhensif dari 200 penelitian epidemiologi diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif anatara agama dan kesehatan,” demikian pernyataannya. []
Sumber: Mengingat-Mu Aku Bahagia/ Karya: Muhammad Muhsin Muiz/ Penerbit: Elex Media Komputindo/ Tahun: 2016