Oleh: Faqih Al Fadlil
Guru di MILBoS Internasional
faqihalfadlil97@gmail.com
CINTA membuat orang mabuk. Cinta membuat orang gila. Cinta membuat orang buta. Dan cinta membuat orang lupa segalanya. Satu kata lima huruf ini memang mempengaruhi kehidupan para pemuda. Setiap kali kata itu disebut, selalu bikin riuh suasana. Entah kenapa hal itu terjadi. Bahkan saya sendiri pun juga begitu.
Cinta, kalau dibilang pernah jatuh cinta, pasti pernah. Bahkan mungkin semua orang penah merasakan hal itu. Ada yang merasakan cinta selama bertahun-tahun, bahkan cintanya sudah menjamur. Ada juga yang cintanya hanya berlangsung selama beberapa bulan, setelah itu langsung putus.
Ya, Namanya orang pasti punya ceritanya sendiri-sendiri. Ada yang cinta dan berujung pada pernikahan yang sakinah mawadah warahmah. Ada cinta yang menghasilkan bencana dan musibah. Ada juga cinta yang tak menghasilkan apa-apa. Macam-macam.
BACA JUGA: Ulama Maroko Ungkap Kenapa Zina Bisa Sebabkan Kanker
Rasa di hati adalah pemberian Allah yang tidak bisa ditolak oleh manusia. Ketika seseorang suka dengan lawan jenis itu wajar. Dan semua orang pasti tahu itu. Namun ketika rasa itu dilampiaskan dengan cara yang salah, maka hasilnya juga salah. Ketika cinta dan syahwat sudah bertemu, maka hasilnya akan jadi masalah.
Pacaran sebuah kata yang diambil dari budaya orang Melayu ketika mau menikah mereka biasanya mendatangi rumah si calon dengan mengirim pantun-pantun yang indah. Ketika dia diterima oleh orang tua si calon, maka dia (calon) memakai sesuatu di kukunya dengan daun pacar sebagai tanda bahwa dia harus dididik oleh ibunya selama 40 hari. Dan itu adalah kebiasaan yang bagus.
Namun seakan istilah itu berubah maknanya selama perkembangan zaman. Konotasinya menjadi buruk dan tidak bisa diterima oleh sayriat. Sekarang banyak anak muda yang melampiaskan semua rasa cintanya dengan pacaran yang artinya bisa jalan bareng, pegang-pegangan, bahkan melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama.
Ada juga yang mungkin bertanya bagaimana pacaran tapi hanya lewat HP, kan nggak bersentuhan? Dalam islam hukumnya sama saja. Melakukan kontak dengan lawan jenis tanpa ada alasan yang jelas, maka tatap disebut zina. Karena inti dari aktivitas itu hanyalah syahwat. Dan barangsiapa yang dikendalikan oleh syahwat, maka tunggulah endingnya.
Ketika belajar sedikit tentang agama, ternyata ada beberapa jenis zina. Namun jenis yang bagi saya agak asing adalah zina hati. Bagaiamana itu? Yaitu dengan berharap dan berpikiran yang macam-macam dengan orang yang kita suka. Berharap bisa bersama untuk selamanya. Padahal belum pasti juga dengan orang tersebut.
“Sesungguhnya Allah menetapkan jatah zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari: Zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketika mengetahui hal tersebut, serasa hati ini tersayat-sayat. Masa lalu kelam yang tak disangka terlarang juga. Tapi memang zina yang satu itu tidak bisa dihindari oleh siapapun. Dan saya beruntung bisa berada di sini yang hampir tidak ada wanita kecuali terkurung dalam “penjara suci”. Saya senang karena tidak sedang mengharapkan siapapun. Cinta ini begitu mahal. Hanya pasangan sejatilah yang bisa mendapatkannya.
Mungkin kata orang, nikah itu harus cinta. Berarti harus mengenalnya lama. Namun bagi saya, gara-gara baca sedikit buku sayriah dan novel islami, sepertinya menikah dulu baru cinta jauh lebih seru. Menikah dengan orang yang tidak dikenal bukan sesuatu yang salah. Yang terpenting adalah dia baik.
BACA JUGA: Dosa Zina, Dibayar Kontan!
Urusan cinta, bisa datang selanjutnya. Karena cinta itu buta. Terkadang kita mencintai orang yang salah. Kita mencintai orang yang membuat kita jauh dari agama. Allah berfiraman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu me-nyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Orang jawa bilang, “Witing Tresno Jalaran Soko Kulino” Cinta ada kerena terbiasa. Maka tidak perlu takut akan terjadi kesenjangan dalam berumah tangga gara-gara tidak ada cinta di dalamnya. Selama iman ada di dada, insya Allah pasti ada jalan yang terbaik untuk kita semua. []